
JN | JAKARTA – Taman Margasatwa atau yang lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Ragunan merupakan salah satu destinasi liburan keluarga yang murah meriah. Terlebih disaat liburan sekolah seperti saat ini.
Namun sangat disayangkan banyak sampah berserakan di setiap sudut. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) tidak tertata dengan baik, sehingga menambah kondisi tempat wisata tersebut semakin buruk.
Ketua Umum Seniman Intelektual Betawi (SIB) Tahyudin Aditya mengatakan, kondisi Ragunana saat ini tidak rapi. Ia datang langsung mengecek ke lapangan, dan menemukan banyak persoalan.
“Ragunan tidak layak lagi jadi destinasi wisata. Tidak siap menyongsong Jakarta sebagai destinasi, pasca nanti tidak lagi sebagai ibu kota Jakarta,” ungkap Tahyudin, Kamis (06/07/2022).
Menurut Tahyudin, manajemen Ragunan tidak profesional dalam mengelola kawasan wisata ini. Sehingga perlu untuk dievaluasi secara menyeluruh.
“Pemprov DKI harus secepatnya mengevaluasi manajemen Ragunan,” tegas Tahyudin.
Taman Margasatwa Ragunan kini nampak kumuh. Kebun Binatang Ragunan atau Bonbin Ragunan, nama ngetrendnya Ragunan Zoo, terletak di daerah Pasar Minggu, Jl. Harsono No.1, Jakarta Selatan, Indonesia. Yang konon didirikan sejak tahun 1864 dan kini memiliki luas 140 hektare. Lumayan luas dan bikin kaki gempor. Dan menurutku, tidak ada yang istimewa dengan kebun binatang ini. Koleksi binatang didominan jenis hewan burung. Yang menjadi daya tarik bonbin Ragunan cuma hewan gajah.
Dihari libur, Taman Margasatwa Ragunan akan penuh sesak pengunjung. Membludak. Anak kecil terlepas dari rombongan akan menjadi hal biasa, dan saya sarankan untuk orang tua jangan sampai lengah dan harus senantiasa mengawasi anak-anaknya.
“Sebaiknya anak-anak selalu digandeng. Jika pindah dari tempat satu ketempat lainnya. Dan rombongan harus selalu mengecek dan mendata ulang peserta rombongan” pinta Tahyudin.
Selain itu, Tahyudin sayang menyayangkan kurang nya perhatian pihak pengelola Taman Margasatwa. Terutama terkait kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung.
Terkait PAD (Pendapatan Asli Daerah), ketua Seniman Intelektual Betawi (SIB) mengharapkan adanya evaluasi menagemen pengelolaan yang lebih profesional.
“Sangat disayangkan Kebun Binatang Ragunan saat ini tampak kumuh. Sampah sembarangan. Fasilitas tempat sampah juga kurang memadai, umumnya pengunjung setelah makan atau istirahat bersama keluarga, enggan untuk membuang sampahnya ketempat semestinya. Berserakan, tidak enak dipandang. Haruskah, kita bersuka ria setelah itu meninggalkan beban pekerjaan kepada orang lain ?” lanjut Tahyudin seraya melempar tanya.
“Dan untuk itu kita minta pihak pengelola Taman Margasatwa Ragunan, untuk menyediakan tempat toilet yang banyak dan bersih serta memperbaiki toilet-toilet yang sudah tidak layak pakai. Jika hari libur atau lebaran tambah dengan toilet mobile atau Toilet Portable. Jangan sampai pengunjung pipis disembarang tempat” pinta ketua Seniman Intelektual Betawi.
“Apalagi jika nanti Jakarta sudah tidak menjadi ibukota. Maka kita ingin Taman Margasatwa Kebun Binatang Ragunan menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta. Sehingga harus dikelola secara profesional yang dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak. Baik Pemda maupun pengunjung dengan tingkat pelayanan yang memuaskan” pungkas Tahyudin. *(LI)