JAKARTA | Jurnalis Nusantara – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) terpilih periode 2023-2028, Dorince Mehue pada hari Jumat (26/01/2024), melakukan Berita Acara Pemberitaan (BAP), perihal dugaan kontaminasi nama baik terhadap dirinya yang dilakukan oleh anggota MRP, Nerlince Wamuar Rollo (NWR)ke Polda Papua.
“Kami melaporkan adanya dugaan Pencemaran nama baik ini sudah terjadi pada satu minggu yang lalu dalam forum yang terhormat diruang Sidang ketika kami melakukan rapat pleno,” jelas Dorince.
Berikut KRONOLOGI KEJADIAN dari Dorince Mehue yang dikutip dalam BAP kepada Polda Papua:
Pada tanggal 17 Januari 2024, pukul 14:43 WIB, dalam rapat gabungan MRP bertempat di Kantor MRP Jalan Samratulangi Lt. 12, telah dilaksanakan rapat gabungan Pokja sesuai dengan undangan lembaga, maka setelah dibuka rapat oleh pimpinan maka terjadilah diskusi terhadap agenda yang tertunda dan sementara itu Yunita Yaas, menginterupsi dan meminta waktu kepada Pimpinan untuk membaca Kronologi acara proses persiapan Pemilihan Pimpinan dan terakhir Pimpinan MRP, memberikan waktu kepada Anggota Pokja Adat atas nama Yunita Yaas. MRP membacakan kronologi peristiwa proses pemilihan Pimpinan Definitif MRP Papua (terlampir). Ketika Yunita Yaas membacakan kronologi tersebut yang mengindikasi gratifikasi yang aktor utamanya adalah terlapor maka terlapor langsung menunjuk dan menuduh saya serta menegaskan didepan forum resmi dengan kata-kata yang saya dengar “Kenapa Ko Peralat orang lain” Ko trabisa lawan saya to, Ko rakus dan kata -kata fitnah lainnya serta menunjuk dengan jari kepada saya tanpa ada kesalahan. Saya menjawab “Kenapa saya” saya tidak tahu. Hentikan tuduh saya.”
Peristiwa ini terjadi dalam forum resmi rapat gabungan Anggota dan Pimpinan MRP serta Staf Sekretariat MRP. Terlapor mengeluarkan kata-kata yang menegaskan juga melalui Group Whatsapp, “Majelis Rakyat Papua sebagai berikut: “Ibu Dorince Mehue juga Tukang Pinjam Uang di Nerlince Wamuar (NW), baru menyangkal lagi, tapi tra papa juga semoga jangan pinjam-pinjam lagi”. ” DM cari saya sampai di pasar sa pu uang jualan sa kasih tra cukup besok pagi pagi hari minggu telepon minta pinjam lagi sio meniru orang pintar baru pura-pura lagi”.
“Saya merasa nama baik saya dicemarkan dan mengalami kekerasan secara fisik dan memperkuat harkat dan martabat saya sebagai seorang Perempuan asli Papua, Pejabat, Istri dan Mama dari anak-anak saya dan sesama Anggota. (Bukti Foto dan Vidio).
“Demikian Laporan pengaduan yang saya buat dengan sebenar-benarnya mohon untuk ditindak laporani yang saya buat, terima kasih lebih lanjut atas bantuannya.”
Dorince mengatakan, “Saya melihat tindakan yang dilakukan NW adalah pencemaran nama baik buat saya. Hal ini bagian dari sebuah proses yang panjang sekali. Adanya polemik yang panjang terhadap penetapan pimpinan defenitif dan pencemaran nama baik ini juga masih ada kaitannya dengan sebuah proses yang panjang, dimana ada oknum-oknum tertentu yang memaksa perintah untuk segera menetapkan pimpinan MRP yang pasti,” pungkas Dorince.
“Dan penetapan pimpinan definitif MRP Papua juga saya sampaikan tanpa kehadiran kandidat lain, terutama saya sebagai kompetitor yang merasa sangat dirugikan,” ujarnya.
Dirinya berharap agar PJ Gubernur Papua dan Kemendagri tidak memproses namun meminta sekretariat dan pimpinan sementara memberikan kronologis polemik yang berkepanjangan dengan adanya keterlibatan seklis dalam proses pemilu.
Sebagai tambahan info, Dorince Mehue adalah anggota MRP incumbent yang berjuang untuk Otonomi Khusus (Otsus) jilid dua dan DOB di tanah Papua. Meminta negara atau pemerintah pusat mengevaluasi 42 anggota MRP periode 2023-2028.
(Ril/J).