Jurnalisnusantara.com | Jakarta. – Disela-sela kesibukan aktifitas kegiatan belajar dan mengajar, serta pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru, mengadakan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) edisi ke, 37 di Masjid At-Taqwa, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Jl. Limau III Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jum’at dan Sabtu (29-30/09/23).
Acara MABIT edisi ke, 37 ini dibuka oleh Bpk Drs. Suyatno MM, selaku Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru, periode 2022-2027, mewakili Ketua PCM Kebayoran Baru yang sedang berhalangan hadir.
Dalam kata sambutannya Drs. Suyatno mengatakan bahwa, Mengapa Muhammadiyah tidak mengadakan acara peringatan Maulid seperti yang banyak dilakukan oleh Ornas-ormas Islam lainnya, “Muhammadiyah tidak melarang dan tidak pula mengadakan acara peringatan Maulid tersebut karena memang mengikuti tuntunan yang ada di keputusan Majelis Tarjih, namun demikian Muhammadiyah justru mengamalkan ajaran dari Nabi Muhammad SAW dalam aktifitas kehidupan sehari-hari, dengan tidak mengadakan peringatan acara Maulid tersebut maka bisa menghindari penyanjungan Nabi Muhammad SAW yang cenderung berlebihan,” jelasnya.
Acara selanjutnya adalah Tausiah yang disampaikan oleh Ir. Raden Hasan Saputra dengan judul
” Cara Berbeda Mencapai Kebahagiaan Hidup”
Ir. Raden menerangkan bahwa, sesungguhnya tujuan dari kehidupan ini adalah ibadah, sedangkan pengertian dari ibadah itu sendiri adalah dengan menggunakan otak yang ada didada (qolbu) dan bukanlah menggunakan otak yang ada dikepala (pikiran).
“Contohnya, mengapa kita disuruh untuk mengerjakan Shalat secara berjama’ah di Masjid, alasannya karena nilainya tinggi yakni 27 derajat, daripada kita mengerjakan dirumah yang hanya 1 derajat,” jadi kalau hanya menggunakan otak, Shalat itu bisa dimana saja, namun kalau kita menggunakan dada (qolbu) tentu ini adalah berbeda,” tuturnya.
Raden juga mengatakan bahwa, orang dalam bekerja ada 2 yang dicari yakni uang dan rizki. Dimana uang tersebut merupakan hakekat buah fikiran yang berasal dari otak, sedangkan rizki merupakan suatu hakekat yang berasal dari dada atau qalbu.
“Jadi rizki itu didapat dari perbuatan baik kita, orang yang tidak percaya kepada yang ghaib hidupnya akan awet susah, kuncinya adalah dalam bekerja itu harus ikhlas, sebab yang memberikan rizki itu adalah Allah SWT,” pungkasnya.
Kegiatan Tausiah dalam MABIT ini dilanjutkan kembali setelah Shalat Subuh dengan pembicaranya adalah Dr. Jamaluddin Junaedi Lc, MA.
Adapun tema yang disampaikan olehnya dengan judul “Taman Surga”.
Dalam Tausiahnya Dr. Jamaluddin memberikan motivasi tentang nikmatnya hidup di Surga, sebab kenikmatannya berlipat-lipat dari kenikmatan yang ada di dunia, namun tidaklah mudah untuk meraihnya, kalau merujuk dari Surat Al-Ashr kita harus beriman dan beramal sholeh dahulu untuk mendapatkannya.
“Tdk ada jaminan kita tetap muslim saat dipanggil oleh Allah SWT dan tidak ada jaminan pula kita akan langsung masuk surga, namun yang terpenting adalah kita harus tetap Istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya serta menjauhkan segala larangan-Nya,” tutupnya. (Wan)