JN | JAKARTA – Perekonomian Indonesia akan terus berputar. Salah satunya didukung oleh UMKM. Sektor ini terus didukung pemerintah dengan percepatan teknologi digital.
Sinergitas dan kolaborasi antara Kementerian BUMN dengan seluruh UMKM menghadirkan Pasar Digital (PaDi) UMKM Indonesia.
Diskusi Pasar Digital UMKM Indonesia berlangsung seru pada acara Hybrid Expo 2022 di Sarinah, Jakarta Pusat, yang berlangsung dari 21 September hingga 2 Oktober 2022.
Para narasumber yang tampil merupakan pengusaha muda Indonesia. HIPMI tak ketinggalan memberi informasi, sosialisasi, dan pelatihan pada pelaku UMKM di daerah dan memberi nilai tambah pada produk mereka.
Platform UMKM hadir untuk menjembatani transaksi BUMN dengan UMKM pilihan yang bervariasi.Kementerian BUMN mendukung pengadaan barang dan jasa UMKM.
Sebagai platform yang menghubungkan BUMN dan UMKM, Pasar Digital UMKM mempunyai banyak keunggulan, seperti memperluas pasar UMKM kepada pembeli BUMN, kemudahan proses pembiayaan dengan invoice financing, kemudahan administrasi untuk transaksi, dan layanan hukum secara online terkait dunia usaha.
Saat ini PaDi UMKM terus berinovasi dan terutama untuk bertransaksi baik bagi BUMN maupun UMKM. Saat ini BUMN mendukung 30.000 UMKM di Tanah Air.
Sementara, Sucipto Atmodjo, Direktur Operasional PT Cobas Perkakas Jaya, mengatakan siap mendongkrak UMKM. Dia juga berharap, UMKM mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Ini contoh. Sebenarnya produksi sepatu dari UMKM kita tidak jelek. Kita terus membangun kerja sama dengan UMKM dalam menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Memang permodalan mereka kurang, produksinya masih manual. Semua itu, dalam pikiran saya, kalau kita tak membantu, mereka akan lambat maju. Mereka harus bisa berkembang kalau ada omzet. Dari sisi, perijinan kita rapikan, dari sisi modal kita ada kerja sama dan dari sisi penjualan kita fokus ke produk mereka,” tutur Sucipta saat ditemui awak media, di Sarinah, Jakarta.
Seharusnya produk UMKM Indonesia bisa bersaing dengan produk mancanegara. Pabrik bahan dasar produk UMKM sudah banyak tersedia di Indonesia. Sucipto yakin, bila pemerintah mendukung 100 persen produk UMKM, mereka akan berkembang lebih cepat.
Pemerintah China, misalnya, sangat besar mendukung produk UMKM mereka.
Sucipto mengatakan, UMKM harus punya omzet. Kalau omzetnya banyak, UMKM berani berinvestasi. Sebaliknya, bila tak punya omzet, bagaimana mereka mau beli.
Hal lain yang ditandaskan Sucipto adalah adanya standar dari semua produk UMKM di Indonesia. Tugas kita saat ini adalah membuat standar produk UMKM.
“Saya mendorong pemerintah untuk memperhatikan soal standar produk UMKM Indonesia. Kasihan UMKM bila produknya tidak laku. Kami sebagai pengusaha tergerak memikirkan UMKM agar berjalan terus. Support dari pemerintah sangat penting bagi UMKM,” tutur Sucipto.
Sementara narasumber lain, Bang Roy, mengatakan tidak semua pelaku UMKM memiliki kemampuan digitalisasi yang sama. Kita perlu pelan-pelan memberi informasi dan edukasi terutama bagi pelaku UMKM di daerah, dan memberi pendampingan kepada pelaku UMKM sejak kecil, menengah, hingga besar, karena ini menjadi entry point’ bagi pelaku UMKM. *(Cristy)