USA | Jurnalis Nusantara – Minggu (24/12/2023). Gereja Yesus Kristus dari Orang – Orang Suci Zaman Akhir mengucapkan Selamat Natal 25 Desember 2023 & Tahun Baru 01 Januari 2023 kepada semua yang merayakan kelahiran Juru Selamat dunia. Di satu malam yang kudus lebih dari 2,000 tahun lalu dekat kota kecil Betlehem, para malaikat surga bernyanyi dengan penuh sukacita atas kelahiran Yesus Kristus. Malaikat Tuhan memberitahu kepada para penggembala, “Lihatlah, aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2:10 – 11)
Kebaktian Natal global Presidensi Utama Gereja Yesus Kristus dari Orang – Orang Suci Zaman Akhir (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints) diselenggarakan tanggal 03 Desember 2023 di Conference Center Salt Lake City, Utah. Kebaktian Natal ini dipimpin oleh Presiden Dallin H. Oaks, penasihat pertama dalam presidensi utama dan diketuai oleh Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang – Orang Suci Zaman Akhir (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints), Russel M. Nelson. Presiden Gereja yang baru saja genap berusia 99 Tahun pada bulan September tahun ini.
Turut berbicara selama kebaktian tersebut adalah Penatua Gerrit W. Gong dari Kuorum Dua Belas Rasul, Sister Tracy Y. Browning, Penasihat Kedua dalam Presidensi Umum Pratama, dan Penatua Paul V. Johnson dari Presidensi Tujuh Puluh.
Dalam pesan Natalnya, Presiden Russel M. Nelson menyampaikan undangan kepada semua orang: “Datang, mari kita memujaNya” Natal adalah waktu untuk menyembah dan memuja Juruselamat. “hidup dalam roh halleluyah.”
“Sungguh merupakan sukacita untuk mengawali saat Natal lagi ketika kita memperingati kelahiran Juruselamat dan Penebus kita, Tuhan Yesus Kristus,” tutur Presiden Nelson. “Marilah kita hidup dalam semangat ‘Haleluya’, senantiasa memuji Tuhan Allah Yehova.”
Presiden Dallin H. Oaks, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, memimpin kebaktian, menyampaikan salam dan ucapan selamat Natal dari Presidensi Utama. ““Kami bersyukur bersama-sama dengan anda semua merefleksikan kelahiran, kehidupan dan misi Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Sewaktu kita memasuki saat yang sakral ini, kami berdoa agar Anda diberkati dengan kedamaian dalam hati Anda dan kasih bagi orang-orang di sekitar Anda,” tuturnya. “Semoga Anda merasakan kasih Juruselamat dalam kehidupan Anda dan mengetahui bahwa ‘tangan-Nya [selalu] terulur’.” (Yesaya 9:6; 2 Nefi 19:21).
*Datanglah, Mari Kita Memuja Dia*
Presiden Nelson berbicara dengan penuh kasih mengenai kenangan Natal sepanjang hidupnya yang juga mencakup melayani orang lain melalui Program Memberikan Bantuan bagi keluarga yang kurang mampu dan menyanyikan “Mesias” karya Händel, yang memuji Tuhan dan pemerintahan milenium-Nya.
Menyinggung tentang cedera punggung baru-baru ini yang membuatnya harus berada di rumah untuk memulihkan diri, Presiden mengatakan, “Selama beberapa bulan terakhir, saya telah belajar lebih banyak tentang rasa sakit dan pengaruhnya yang memurnikan. Hati saya tertuju kepada Juruselamat kita ketika saya mencoba membayangkan besarnya penderitaan-Nya. … Dalam tindakan belas kasih paling agung yang menentang pemahaman atau penggambaran fana, Juruselamat menyerahkan diri-Nya pada penderitaan rohani dan jasmani yang tiada tandingannya.
“Kita menghormati Bayi dari Betlehem justru karena Dia kemudian mempersembahkan pengurbanan yang tak terpahami serta tak terbatas di Taman Getsemani dan di salib Kalvari.”
Presiden Nelson mengatakan bahwa harapannya bagi para pendengar sebenarnya merupakan doa agar Anda akan “merasakan kasih yang mendalam dan kekal yang Juruselamat kita miliki bagi Anda secara pribadi,” “mendapatkan kesaksian pribadi Anda sendiri bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah,” “memanfaatkan sepenuhnya Pendamaian Juruselamat dengan bertobat setiap hari,” dan “menggunakan saat liburan ini untuk memulai musim peribadatan pribadi yang lebih besar lagi.”
Karena Injil Kristus yang dipulihkan, berkat-berkat imamat-Nya tersedia bagi seluruh umat manusia sewaktu mereka datang kepada-Nya dan disempurnakan di dalam Dia, tuturnya. Saya tahu bahwa Allah hidup! Yesus adalah Kristus! Ini adalah Gereja-Nya. Dia mengarahkan pemulihan Injil-Nya yang berkelanjutan,” dia bersaksi.
*Menerima dan Menawarkan Karunia Perubahan*
Penatua Gong berbagi tiga tradisi Natal favorit keluarga Gong: menikmati hiasan pohon Natal dari jepitan baju dan tiga hiasan lainnya yang “menceritakan kisah keluarga kami,” memajang kandang Natal atau peragaan kelahiran Yesus yang menggambarkan kelahiran kanak-kanak Kristus yang kudus dan membacakan “A Christmas Carol” karya Charles Dicken dengan lantang bersama keluarga.
Merujuk pada perubahan karakter Ebenezer Scrooge dari “seorang kikir tua yang pemarah” menjadi pria dan teman yang baik, Penatua Gong bertanya, “Adakah orang-orang di sekitar kita, mungkin diri kita sendiri, yang bisa menjadi orang yang berbeda jika saja kita berhenti mengklasifikasikan atau menstereotipkan mereka sebagai diri mereka yang terdahulu?
Pada Natal ini, mungkin kita dapat menerima—dan mempersembahkan—karunia berharga dari Yesus Kristus berupa perubahan dan pertobatan, pengampunan dan melupakan, bagi satu sama lain dan diri kita sendiri. … Dia dapat membebaskan kita dari hantu masa lalu kita. Dia dapat melepaskan belenggu kita dari penyesalan atas dosa-dosa kita dan orang lain. Yesus Kristus dapat menebus sifat kita yang egois melalui kelahiran kembali di dalam Dia,” dia berkata.
*Ingatlah….Ingatlah*
Natal adalah waktu bagi kita untuk dengan penuh niat mencari dan mengisi kehidupan kita dengan “lambang-lambang kenangan,” tutur Sister Browning. Lambang-lambang Natal ini membantu kita mengingat kembali pengurbanan Penebus, Yesus Kristus, yang menawarkan karunia keselamatan serta kehidupan yang baru dan kekal.
“Allah memberi kita karunia ingatan agar kita tidak melupakan Sang Pemberi,” dia berkata, “sehingga kita bisa merasakan kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita dan belajar untuk mengasihi-Nya sebagai balasannya.”
Yesus Kristus memberikan karunia-karunia yang abadi dan esensial berupa “kebijaksanaan, kesaksian, dan iman, Roh Kudus, dan kehidupan kekal,” dia mengajarkan.
“Meskipun terkadang pikiran dan hati kita mungkin mengembara dan menjauh dari-Nya, keteguhan-Nya meyakinkan kita bahwa Tuhan tidak melupakan kita—saat Natal atau waktu lainnya.
Janganlah kita lupa untuk mengingat Sang Pemberi yang sejati—Dia yang tidak pernah melupakan kita dan memberi kita kuasa untuk mengingat-Nya melalui Roh-Nya, pada saat Natal dan sepanjang waktu,” dia berkata.
*Kristus Lahir untuk Menyelamatkan*
“Natal diperuntukkan bagi semua orang karena Allah mengutus Putra-Nya bagi kita semua dan bagi kita masing-masing,” tutur Penatua Johnson.
“Tidak peduli periode waktu atau keadaannya, kelahiran Juruselamat selalu menjadi alasan untuk bersukacita. Dia datang untuk menawarkan kepada setiap anak Bapa Surgawi “‘kedamaian di dunia ini, dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang.’”
Penatua Johnson berbagi beberapa pemikiran mengenai kedamaian dan harapan seputar Natal yang ditulis oleh putrinya, Alisa, yang telah meninggal karena kanker.
“Saat saya berpikir tentang mukjizat Kristus dan banyaknya karunia Allah,” Alisa menulis, “saya merasakan harapan untuk segala sesuatu dan semua orang. Bukan jenis harapan bahwa semuanya akan sempurna, tetapi bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan pada akhirnya kebaikanlah yang akan berjaya. … Saya rasa tidak ada kata terlambat untuk mukjizat, untuk perubahan, dan untuk kedamaian.
[Kristus] lahir untuk menyelamatkan,” Penatua Johnson mengakhiri ceramahnya. “Untuk menyelamatkan Anda dan untuk menyelamatkan saya. Sungguh karunia yang tak tertandingi yang hanya dapat diberikan oleh Dia. Apa pun keadaan kita saat ini, semoga kita dapat lebih sepenuhnya merasakan karunia-Nya dalam hidup kita di saat Natal ini.”
Musik selama kebaktian dipersembahkan oleh Paduan Suara dan Orkestra Tabernakel di Taman Bait Suci di bawah arahan Mack Wilberg dan Ryan Murphy, dengan Richard Elliott pada organ. Doa diucapkan oleh Penatua James W. McConkie III dari Tujuh Puluh dan Presiden Umum Remaja Putra, Steven J. Lund. (Ril).