Jurnalisnusantara.com | Jakarta. – Turunnya hujan disertai dengan udara yang cukup dingin ternyata tidak menghalangi Guru dan Karyawan Perguruan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru, untuk menghadiri Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) edisi yang ke-39 di Masjid At-Taqwa kompleks Perguruan Muhammadiyah Kebayoran Baru Jakarta Selatan Jum’at dan Sabtu, (24-25/11/23).
Sebelum acara Mabit dimulai, dan dalam rangka memperingati hari Guru, diselenggarakan terlebih dahulu pemberian penghargaan kepada Guru dan Karyawan yang telah mengabdi selama 10,15, 20, 25, 30, 35 dan 40 tahun.
Adapun untuk Mabit edisi ke-39 kali ini yang sebagai narasumbernya adalah Guru Madrasah Kehidupan Dr. Hj. Fitriliza. MA serta Guru Besar Pemikiran Islam Uhamka Prof. Dr. Yunan Yusuf. MA
Dalam kajiannya Dr. Fitriliza membahas tentang apa itu Guru profesional, yaitu guru yang bekerja bukan hanya berdasarkan pengabdian semata, namun harus pula bekerja berdasarkan penghasilan.
Sehingga, lanjut Dr. Fitriliza guru tersebut dapat bekerja dengan ikhlas. Dengan ikhlas itu pula dia bisa menyadari, menerima dan memperbaiki kekurangannya dalam bekerja.
“Adapun kriteria dari guru yang ikhlas adalah sebagai berikut :
1. Selalu tersenyum kepada semua orang.
2. Berbuat baik kepada semua orang.
3. Selalu bersyukur baik dalam lapang maupun sempit.
Profesi guru itu tidak ada bekasnya, walau sudah tidak lagi mengajar, namun tetap saja melekat dalam diri,” tutup Dr. Fitriliza.
Sedangkan kajian yang disampaikan oleh Prof. Dr. Yunan Yusuf. MA dalam pertemuan kali ini dengan tema Tafsir Quran Tentang Politik Kekuasaan.
Merujuk dari surat Ali Imran ayat 26, Prof Yunan membahas tentang pengertian kekuasaan yang mempunyai arti bahwa :
1. Pemilik kekuasaan itu sesungguhnya adalah Allah.
2. Dia memberikan kekuasaan itu kepada orang yang dikehendaki-Nya.
3. Dia bisa mencabut kekuasaan dari orang yang berhasil menang.
4. Dia memuliakan orang yang Dia kehendaki.
5. Dia hinakan orang yang Dia jatuhkan kekuasaannya.
“Al Farabi salah satu pemikir Islam mengatakan bahwa, negara yang utama itu adalah negara yang :
1. Unggul dalam pengetahuan.
2. Unggul dalam Idiologi.
3. Unggul dalam Agama.
Dengan interaksi masing-masing bagian tersebut maka, akan terwujudlah negara utama itu,” jelas Prof. Yunan.
“Menurut Al Mawardi,
tugas seorang pemimpin itu adalah sebagai berikut :
1. Menggantikan posisi Nabi sebagai Khalifah.
2. Mengurus keagamaan.
3. Mengurus keduniaan.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus :
1. Adil tidak boleh berat sebelah,
2. Punya ilmu untuk melakukan ijtihad,
3. Sehat pedengarannya dari setiap masukan,
4. Pandai berbicara serta tidak mudah emosi,
5. Berani memimpin perang apabila negara terancam,” terang Prof. Yunan.
“Semua peristiwa yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Namun ada yang diijinkan dan ada yang tidak. Allah menciptakan alam berdasarkan hukum-hukumnya, jadi tidak ada intervensi dari Allah didalamnya, semua itu atas kehendak Allah. Namun yang jelas ada yang diijinkan dan ada yang tidak,” tegas Prof. Yunan.
“Agama itu harus menggunakan akal, sebab ketika ada masalah-masalah yang tidak ada didalam Al Qur’an, maka kita harus menggunakan akal tersebut dengan cara melakukan ijtihad,” pungkas Prof. Yunan.