Jurnalisnusantara.com | Jakarta. – Orang tua mana yang tega menyembelih anak kandungnya sendiri, yang sudah lama dinantikan kehadirannya? Namun hanya Orang tua yang dekat dengan Allah lah yang tega melaksanakannya, sebab itu adalah perintah dari Allah SWT yang harus dikerjakan oleh Nabi Ibrahim AS terhadap putranya Nabi Ismail AS.
Ini di ceritakan kisahnya oleh Ustadz Manar Imam Muhammadi M.Pd saat memberikan kuliah tujuh menit (Kultum) sebelum Rapat Koordinasi rutin setiap minggunya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru Jakarta Selatan Kamis, (06/06/24).
“Bapak-Ibu sekalian, pada kesempatan kali ini izinkan saya menceritakan salah satu kisah spesial yang pernah saya dapatkan, salah satu kisahnya adalah tentang Nabi Ibrahim AS, bagi saya Nabi Ibrahim itu salah satu sosok gambaran keluarga yang bisa menjadi pedoman, karena memang keluarganya sungguh lengkap, kalau kita melihat Nabi Luth istrinya durhaka, ketika melihat nabi Nuh anaknya yang durhaka, namun kalau melihat Nabi Ibrahim begitu lengkap, Bapaknya Soleh, Anaknya Soleh Ibunya juga Soleh,” ujar Ustadz Manar yang juga sebagai Ketua Lembaga Lazismu PCM Kebayoran Baru.
“Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim itu sampai berusia lanjut, dia belum juga memiliki anak. Bagi kita yang saat ini sudah memiliki anak mungkin tidak merasakan perasaan segundah dan sesedih itu, coba kita bayangkan ketika dia sudah diberitahukan kabar bahwa istrinya Siti Hajar itu mengandung dan si anaknya sudah lahir, Ibrahim dapat perintah utuk meninggalkannya di gurun yang kosong dan kering di dekat sebuah lembah. Dan ia tidak boleh memberi tahu ke istrinya dulu,” kata Ustsdz Manar.
“Awalnya lanjut Ustadz Manar, Nabi Ibrahim berjalan berdua dengan Istrinya Siti Hajar, namun tiba-tiba saat berhenti karena istrinya ingin istirahat, Nabi Ibrahim tetap menuntun Untanya dan terus jalan tidak bilang apa-apa, dikejarlah oleh Siti Hajar, ketika ditanya berkali-kali Nabi Ibrahim tetap diam, sampai akhirnya Siti Hajar berkata, apakah ini atas perintah Allah, maka Nabi Ibrahim menjawab memang ini adalah atas perintah Allah. “Sesungguhnya dia tidak akan menyia-nyiakan kami” itu lah kata-kata yang sangat dahsyat dari seorang istri Nabi Ibrahim, yakni Siti Hajar,”
“Bagi saya respon yang Pertama adalah, tingkat keimanan dan ketakwaannya sangat luar biasa. Dan yang Kedua, Siti Hajar saat ditinggal sudah sangat kehausan berhari-hari, maka ia terus berlari mencari air ke bukit Sofa dan Marwa, walau kemarin sudah pernah kesana memcari air dan sudah dua kali, masih saja bolak-balik sampai 7 kali,” ucap Ustadz Manar.
“Itu sebagai bentuk usaha dari Siti Hajar, terserah hasilnya bagaimana, yang penting sudah berusaha dan akhirnya mata airnya tidak keluar dibukit Sofa dan tidak keluar pula dibukit Marwa,” tutur Ustadz Manar.
“Dimanakah diketemukannya air? dan ternyata air ada di dekat kakinya Nabi Ismail, mungkin kisah ini bisa jadi suatu pelajaran bagi kita, termasuk juga bagi yang suka nge-share, jadi ini gambaran penting bagi kita ketika berusaha,” terang Uztadz Manar.
“Mungkin saja ketika kita berusaha disatu tempat tidak dapat, ditempat lain juga tidak dapat, tahu-tahu kita mendapatkannya ada didekat-dekat sini,” jelas Ustadz Manar.
“Hanya inilah yang bisa saya sampaikan kepada Bapak – Ibu sekalian, semoga dua kisah tadi yang menurut saya sangat spesial, bisa menjadi pelajaran bagi kita semua,” pungkas Ustadz Manar Imam Muhammadi M.Pd. (Wan)