Jurnalisnusantara.com | Jakarta. – Presiden Jokowi meresmikan Inlet Sodetan Kali Ciliwung Ke Kanal Banjir Timur, Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung, berlokasi di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Senin (31/07/2023).
Acara Peresmian ini di hadiri oleh para Pejabat, Kepala Dinas instansi terkait serta TNI Polri, diantaranya Menteri PUPR, Pangdam Jaya, Kapolda, unsur pimpinan lembaga serta para undangan lainnya.
Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono, M.Si menngatakan ada beberapa hal terkait baru diresmikannya Inlet Sodetan Kali Ciliwung ini.
“Seperti yang tadi disampaikan Bapak Presiden dalam sambutannya bahwa sodetan ini sudah dimulai sejak tahun 2013, kemudian hari ini baru bisa kita selesaikan dengan diresmikannya oleh Bapak Presiden, ” ucap Bambang saat ditemui di lokasi Peresmian.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan bahwa, tentunya dengan peresmian ini kita harapkan sodetan ini nantinya akan berfungsi untuk mengalihkan banjir dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) sehingga beban air kali Ciliwung yang mengarah ke Pintu air Manggarai bisa dikurangi sekitar 10%,” jelas Bambang.
Menurut Bambang, Tehnologi yang digunakan adalah tehnologi bor dari Jepang, dan didampingi oleh tenaga ahli dari Indonesia, dimana untuk tahap pertama menggunakan tenaga ahlinya full Jepang, sedangkan untuk tahap kedua semuanya dari Indonesia.
“Seperti apa yang dikatakan Presiden tadi, Banjir di Jakarta harus ditangani secara komprehensif, dari hulu sampai hilir. Sodetan ini merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir di Jakarta, dan sudah direncanakan sejak lama, ” terang Bambang.
Bambang menyebutkan, hal ini tentunya berpedoman kepada Masterplan pengendalian banjir di jakarta tahun 1973 yang kemudian di review pada tahun 1994 dan 2007, tetap satu kesatuan sistem pengendalian banjir.
“Sekarang kita ada bendungan kering di Hulu Desa Sukamahi, kemudian sudah ada normalisasi sungai dari target 33 km sudah ada 16 km yang sudah kita bangun bersama Pemprov DKI,
dengan sistem pengendalian yang kita bangun dari hulu hingga sodetan ini.
Untuk DAS Kali Ciliwung, sudah bisa mereduksi banjir 62%, sisanya yang 38% nanti akan kita selesaikan dengan yang masih tersisa 17%, “tambah Bambang.
Kepada awak media, Bambang juga mengatakan dengan sekilas tentang Pusat komando untuk satgas banjir Jakarta,
“Disini tempat kita mengamati titik – titik mulai dari Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, Bendungan Katulampa, Tanus Depok, Pintu Air Manggarai, dan selanjutnya,
ini kita amati ketika terjadi banjir supaya respon kita bisa cepat ketika terjadi banjir. Apa apa saja yang harus kita antisipasi itu kita monitor semuanya disini.
Pada saat musim hujan, satgas – satgas kita sudah stanby disini, jadi ini untuk pusat pengamatan yang dimulai dari hulu hingga ke hilir. Kalau di hulu sudah tinggi airnya, kita akan hitung mulai dari Katulampa hingga Manggarai itu sekitar 12 jam, jadi itu sudah kita perkirakan semuanya sebagai sistem peringatan dini.
“Setelah proyek ini, Proyek kedepan adalah normalisasi kali Ciliwung, yang lahannya saat ini masih dalam tahapan proses pembebasan oleh Pemprov DKI,” tutup Bambang. (Wan)