December 14, 2024

JN | TNI AL, Belawan,- Komandan Lantamal (Danlantamal) I Laksamana Pertama (Laksma) TNI Johanes Djanarko Wibowo, bersama Prajurit dan PNS Lantamal I, Prajurit Yonmarhanlan I menghadiri acara nonton bareng Pagelaran Wayang Orang yang berjudul Pandawa Boyong. Kegiatan berlangsung di Gedung Yos Sudarso dan Halaman Gedung Yos Sudarso, Jalan Serma Hanafiah No. 1 Belawan, Minggu malam (15/01/2023).

Acara nonton bareng Pagelaran Wayang Orang yang berjudul Pandawa Boyong ini merupakan rangkaian dari acara HUT Dharma Samudera Tahun 2023 yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta dan ditampilkan langsung oleh Panglima TNI beserta ibu, Laksamana TNI Yudho Margono beserta Ny. Vero Yudho Margono, dan dalam pagelaran wayang ini Panglima TNI berperan sebagai Bima Sena dan Ketua Umum Dharma Pertiwi yaitu Ny. Vero Yudo Margono berperan sebagai Dewi Nagageni.

Tak hanya itu, adapun penampilan dari Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa, Kasad Jendral TNI Dudung Abdurrahman sebagai Batara Guru, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Kasau Marsekal TNI Fadjar Tri Prasetyo sebagai Eyang Abiyasa, Wakasad Letjen TNI Agus Subiyanto sebagai Batara Brahma, Pangkoarmada RI Laksda TNI Heru Kusmanto sebagai Batara Surya, dan masih banyak lagi pemeran ataupun tokoh yang ditampilkan pada pagelaran wayang orang kali ini.

Diketahui jika acara pagelaran wayang dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera dan pelestarian Wayang Orang sebagai Kesenian Tradisional Indonesia, TNI AL bersama Laskar Indonesia Pusaka (LIP) menggelar wayang orang ‘Pandowo Boyong’ di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, dengan melibatkan anggota TNI AL serta sejumlah pemeran dari kalangan artis seperti Choky Sitohang sebagai Harjuna, Putri Khairunnisa sebagai Dewi Gendari dan Dewi Arimbi diperankan Marcella Zalianty. Dari tokoh masyarakat, Giok Hartono sebagai Bethari Pertiwi, Aylawati Sarwono sebagai Banowati, Yessy Sutiyoso sebagai Dewi Suko, Inayah Wahid sebagai istri Punakawan Bagong.

Adapun Lakon ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.

Boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Puntadewa adalah simbol Ketuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila.

Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila kedua Pancasila Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ketiga Pancasila. Nakula menyimbolkan sila keempat, yaitu permusyawaratan masyarakat sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila kelima, keadilan sosial yang benar-benar Adil.

Turut menyaksikan wayang orang tersebut yakni, Wadan Lantamal I Kolonel Marinir Sugianto, S.Sos., Pejabat Utama Lantamal I, Kadis/Kasatker, Perwira, Bintara, Tamtama, PNS Lantamal I dan Yonmarhanlan serta Pengurus Korcab I DJA I.

(Dispen Lantamal I/LI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!