JN | Jakarta – Pimpinan Pusat Majelis Pemuda Islam Indonesia Gelar Talkshow “Menyongsong Tahun Politik Yang Damai Dan Mencerdaskan”. Bertempat di Leisure Inn Arion Hotel Jakarta, 30/12/22.
Hadir pada acara tersebut Keynote Speaker : Prof. Dr.KH. Noor Achmad MA (Ketua MUI Pusat) NaraSumber : KH. Arif Fahrudin MA (Tim Politik Kebangsaan MUI), Nyarwi Ahmad Ph.D (Direktur Eksekutif) Dr. Hendri Satrio (Pakar Komunikasi Politik), Dr. Dade Rubai Misbahul Alam M.Pd.I (Ketua Umum Pemuda DDII), Wisdan Fauran Lubis (Ketua Umum Pemuda AI Washliyah), Ahmad Nawawi (Ketua Umum Gema Mathlaul Anwar), Affandi Ismail Hasan (Ketua Umum HMI), Masri Ikoni (Ketua Umum GPII), Chairul Lutfi S.Hi, SH,MH, C Mod (Wasekjen MPII).
Dalam Wawancara kepada media salah satu narasumber Dr. Hendri Satrio Pakar Komunikasi Politik mengatakan Sebetulnya kan setiap pemilu juga damai dan seharusnya juga bisa diulang lagi artinya memang kebebasan berdemokrasi itu harusnya diterapkan, Kedepannya harusnya tidak ada lagi threshold sehingga setiap orang bisa jadi calon presiden sesusai UUD 1945. Kalau tentang bagaimana damai itu dilaksanakan pada saat pemilu itu jujur dan adil pasti akan damai, jadi semua tergantung dari KPU, Bawaslu, DKPP, ” ujarnya.
Terkait Capres Star duluan Dr. Hendri Satrio menjelaskan, Belum diputuskan oleh KPU Capresnya, proses pendaftaran belum, jadi kalau menurut saya siapa aja boleh promosi ya, yang paling penting itu promosinya tidak pakai uang negara gitu aja,” ucapnya.
Lebih lanjut Dr. Hendri Satrio mengatakan, Kalau nanti sudah ditetapkan oleh KPU, dia harus mengikuti jadwalnya KPU, Makanya Bawaslu kan bilang secara etika tidak boleh, tapi kalau boleh ya boleh aja. Harapnnya Menurut saya Umat Islam lebih solid menjaga Indonesia supaya lebih bisa maju dari sekarang. Politik Identitas itu pasti akan terjadi, yang tidak boleh dalam politik identitas itu adalah reward dan panisment, jadi bukan tidak masalah, masalah kalau kemudian diselewengkan dan ada sistem rewardnya dan panisment itu dalam politik identitas, misalnya pilih si B kalau pilih si B masuk surga kalau tidak pilih masuk neraka, nah itu tidak boleh,” tutup Dr. Hendri Satrio mengakhiri wawancaranya.