December 14, 2024

BRN | Jakarta – Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), Jerman menyelenggarakan acara diskusi panel dengan tajuk Global Economy : Reflections and Challenges for Indonesia post G20 Presidency pada hari Rabu 2 November 2022 bertempat di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Diskusi panel ini membahas tentang refleksi ekonomi Indonesia di tengah tekanan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 serta perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dunia. Diskusi ini pun menyoroti tantangan ekonomi Indonesia sebagai tuan rumah G20 serta dalam menyongsong pemilu 2024. Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena ekonomi dan politik serta perubahan iklim membawa dampak cukup signifikan pada kekuatan dan ketahanan ekonomi Indonesia. Untuk itu diperlukan kerja sama berbagai pihak dalam mengembangkan ekonomi mikro serta usaha kecil dan menengah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Diskusi panel menghadirkan beberapa ekonom di antaranya Prof. Bambang Brojonegoro dan Wijayanto Samirin yang juga merupakan dosen senior Universitas Paramadina.

Dalam wawancara dengan jurnalis Christy, Wijayanto mengamati “dampak dari pandemi covid 19 ini yang terdampak seluruh komponen dunia menjadi krisis tidak terpungkiri lagi.
Jelas melemahkan sendi-sendi ekonomi global, termasuk Indonesia.
Di Amerika inflasi naik, suplay barang lama.
China dilanda kekeringan jadi inflasi.
Terhentinya produk China sampai terhentinya micro chip, terhambat sehingga dampaknya harga naik. Di Eropa ada masalah lama, tapi ternyata cepat membaik.
Nah kita harus pantau terus, antisipasi dampak tersebut semoga bank-bank tidak bermasalah juga.”

“Juga di Swiss beberapa berita terjadi krisis ternyata tidak lama prediksi kita meleset.
Segera bangkit dan inflasi membaik.
Indonesia pun inflasi sudah meningkat cukup bagus, karena daya beli meningkat, travell mulai ramai, ekspanding dan sebagainya terlihat menggeliat.
Ini sungguh menggembirakan.
Tapi kita liat dulu beberapa bulan lagi, karena politik tahun 2923 juga akan memanas,” demikian menutupnya.

Diskusi panel dibuka dengan keynote speech oleh Jusuf Kalla selaku Dewan Penasihat Yayasan Wakaf Paramadina. Beliau melakukan audiensi secara daring karena sedang berada di Bali untuk rangkaian acara R 20. Bapak Denis Suarsana sebagai Direktur KAS Indonesia dan Timor Leste serta Bapak Rektor Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D membuka acara diskusi panel ini.

Ekonom senior Bambang Brojonegoro mengatakan bahwa stabilitas ekonomi Indonesia terjaga dengan 2I yaitu inflasi dan investasi. Inflasi harus dikendalikan untuk menjaga daya beli masyarakat. Investasi pun harus ditingkatkan sebagai instrumen jangka panjang, membuka lapangan kerja, dan menjaga tingkat out flow capital.

Peserta terlihat antusias mengikuti acara sampai akhir. Peserta yang hadir antara lain masyarakat umum, praktisi UMKM, ekonom, akademisi, mahasiswa, dan wartawan.

(Jurnalis Christy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!